MAJORITI Penghuni Neraka Adalah Wanita.. Ternyata Ini Penyebabnya..

#S@lam Saudariku muslimah, ternyata kebanyakan penghuni neraka berasal dari kaum hawa. Jika dihitung dengan ilmu peluang, maka kita berpeluang lebih besar untuk masuk dilemparkan ke dalam neraka yang menyala-nyala dibanding kaum lelaki. Ngeri tentunya.


*Dit@mb@h kabar ini bukan berasal dari sembarang orang. Kabar ini berasal dari orang terpercaya yang perkataannya adalah kebenaran. Mengapa kaum hawa menjadi mayoritas utama penghuni neraka? Inilah yang membuat banyak wanita jadi penghuni neraka. 

$-Allah SWT pernah memperlihatkan neraka kepada Nabi Muhammad SAW, tepatnya pada saat Mi’raj. Disana Rasulullah SAW melihat bahwa mayoritas penghuninya adalah wanita. Sepulangnya dari Mi’raj, Rasulullah SAW pun menceritakan hal ini pada para sahabat. 

Rasulullah SAW bersabda: “Diperlihatkan neraka kepadaku. Ketika itu aku melihat kebanyakan penghuninya adalah wanita”. Seseorang bertanya: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Rasulullah menjawab: “mereka kufur kepada suami dan tidak berterima kasih atas kebaikan yang diterimanya. Walaupun sepanjang masa engkau telah berbuat baik kepada mereka, begitu mereka melihat sedikit kesalahan darimu, maka mereka berkata, ‘Aku tak pernah melihat kebaikan darimu’” (HR Bukhari).

Wahai saudariku, ternyata yang menyebabkan kaum kita banyak menjadi ahli Nar bukan karena kita kufur terhadap Allah SWT. Mungkin saja kita rajin beribadah dimana tahajud tak pernah terlewat, shaum sunnah tak pernah ketinggalan, sedekah pun hampir tiap hari, namun kita kufur terhadap kebaikan suami. Inilah yang bisa melemparkan kita jatuh dalam kebinasaan yang kekal kelak di akhirat sana.

Kufur artinya mengingkari. Tanpa sadar kita seringkali mengingkari berbagai kebaikan yang telah dilakukan suami terhadap diri kita. Hal yang seringkali tidak disadari inilah yang memasukkan kita ke dalam neraka. Sebagaimana Imam Bukhari memasukkan hadist ini ke dalam judul “Kufur Kepada Suami Dan Kufur Duna Kufrin” yang artinya kekufuran ini tidak menyebabkan seseorang keluar dari Al Islam namun bisa membuatnya masuk menjadi penghuni neraka.

Bentuk kufur pada suami yakni dengan meniadakan kebaikan-kebaikan suami selama ini, hanya karena satu kesalahan yang diperbuatnya. Sehingga jatuhlah ucapan bahwa suami tidak pernah berbuat baik. Ibarat hujan sehari yang meniadakan kemarau berkepanjangan. Atau ibarat susu sebelanga yang rusak karena jatuh nila setitik.

Sang istri seakan lupa, hilang ingatan bahwa suaminyalah yang memberinya makan, memberinya pakaian dan memberikannya tempat tinggal. Suaminya begitu sayang terhadapnya dengan selalu menjaganya, dan mendedikasikan hasil kerjanya hanya untuk anak istri. Begitu suatu waktu sang suami melakukan kesalahan kecil, sang istri sontak berkomentar: “Tak ada satu kebaikan pun dari dirimu”.

Kalimat ini memang pendek. Namun efeknya begitu dalam. Hati sang suami akan merasa begitu perih, terluka mendengar perkataan ini.

Sang istri lupa mengambil timbangan dan lupa menggunakannya untuk menimbang-nimbang mana yang lebih berat antara kebaikan dan keburukan suaminya. Sang istri langsung menilai dengan pukul rata bahwa kesalahan yang diperbuat suaminya lebih berat daripada kebaikannya. Padahal jika bisa ditimbang, maka timbangan kebaikan sang suami akan jauh melebihi keburukannya.

Hadist serupa juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dimana Rasulullah SAW bersabda:“Barangkali salah seorang diantara kalian lama bersama orang tuanya (tidak kunjung menikah), lalu Allah menganugerahinya suami. Dan darinya ia dikaruniai harta dan anak. Suatu kali ia marah karena suatu sebab, maka ia pun durhaka kepada suaminya dengan mengatakan ‘Selama ini aku tidak pernah melihat satu kebaikan pun darimu’”.

Dua hadist diatas kiranya harus dijadikan perhatian bagi seluruh kaum hawa yang saat ini telah dianugerahkan seorang suami oleh Allah SWT. Jika kita masih melakukan pengingkaran terhadap kebaikan-kebaikan yang diberikan suami terhadap diri kita, segeralah bertaubat. Mulai detik ini segeralah berubah dalam memperlakukan suami. Jangan sampai kelakuan dan perkataan kita yang membuat perih hatinya menyeret kita ke jurang neraka. Nau’dzubillahi min dzalik.

0 comments:

Post a Comment